Hampir semua orang tua mengenal vaksinasi pada bayi dan anak-anak, namun sebagian akan mengerutkan dahi saat ditanya mengenai vaksinasi pada remaja. "Loh, memangnya ada ya dok?" Tanya seorang bapak.
"Tentu ada, dan bukan hanya satu atau dua, melainkan ada banyak." Jawab saya. Si bapak kelihatan kaget. "Selama ini belum pernah ada yang ngasih tau dok." Pungkasnya.
Siapa Perlu Imunisasi?
Tidak hanya bayi dan anak-anak yang diberikan vaksinasi, melainkan remaja, dewasa, bahkan lansia. Yang berbeda hanya jenis vaksin dan/atau frekuensinya. Apabila pada masa bayi imunisasi bisa dilakukan sebulan sekali, pada dewasa vaksinasi bisa 1 tahun, 3 tahun, atau bahkan 10 tahun sekali.
"Jadi kita ini seumur-umur bakalan divaksin terus ya dok?" Tanya si bapak lagi. "Idealnya begitu pak." Jawab saya singkat.
Kenapa Kita Butuh Vaksinasi?
Pertanyaannya kini, kenapa kita perlu divaksin terus menerus? Sederhananya karena hidup kita sehari-hari tak lepas dari ancaman patogen (zat/organisme penyebab penyakit), contohnya negara kita merupakan negara endemis Tifoid yang artinya Demam Tifoid akan ditemukan sepanjang tahun di Indonesia.
Itulah mengapa mulai usia 24 bulan, IDAI menganjurkan pemberian vaksin Tifoid dan diulang pemberiannya setiap 3 tahun sekali. Sampai kapan? Sampai remaja, dewasa, bahkan lansia.
Dan ini bukan berlaku hanya pada Demam Tifoid saja, namun juga Hepatitis A, Demam Berdarah Dengue, Influenza, Diare Rotavirus, dan sebagainya.
Imunisasi Remaja, Apa dan Kapan Saja?
Menurut undang-undang perlindungan anak, remaja adalah kelompok usia antara 12-18 tahun. Pada usia tersebut, imunisasi yang bisa diberikan adalah:
- Influenza,
- Varisela,
- Hepatitis A,
- Tifoid,
- HPV, dan
- Dengue.


Komentar
Posting Komentar