Langsung ke konten utama

Boros Itu Murah

 

Boros Itu Murah

Pada tahun 2020 saya merilis sebuah buku berjudul "Boros Itu Murah", buku yang saya susun berangkat dari rasa prihatin akan kondisi kesehatan anak yang sepertinya gagal move on.

Apa maksudnya gagal move on? Jadi pada saat saya duduk di bangku kuliah dulu, penyebab kematian balita yang tertinggi adalah diare, disusul dengan radang paru. Namun belasan tahun berselang, rupanya masalah yang sama masih juga menghantui sebagian besar anak-anak kita.

Jika dulu diare jadi penyebab nomor satu, kini posisinya berada di urutan kedua, tergeser oleh radang paru yang menjadi nomor wahid.

Solusi Sudah di Depan Mata

Apa yang menjadi biang masalah? Apakah karena memang sudah bagian dari suratan kita sebagai negara yang berada di iklim tropis? Ataukah ada hal lain yang sebetulnya bisa dikerjakan?

Inilah yang sebetulnya membuat saya gemas, karena solusi dari masalah infeksi ini sesungguhnya ada di depan mata kita: Pencegahan spesifik bernama vaksinasi.

Menurunkan kejadian diare? Ada vaksinnya. Mengurangi kematian karena radang paru? Berikan vaksin PCV, Influenza, dll. Menekan wabah Demam Berdarah? Sudah ada vaksin Dengue.

Permasalahannya, nggak semua orang tahu tentang keberadaan vaksin-vaksin tadi. Pun mereka yang tahu belum tentu mau memberikan. Alasannya? Vaksinnya mahal dok!

Boros pada Pencegahan akan Lebih Murah

Padahal boros pada pencegahan (maksudnya mengeluarkan biaya ekstra untuk mencegah seseorang jatuh sakit) akan jauh lebih murah dibandingkan mengeluarkan uang untuk mengobati dan/atau merehabilitasi mereka yang kadung jatuh sakit.

Pengobatan anak yang dirawat karena Tipes menghabiskan rata-rata Rp2.400.000,- per kali rawat, padahal harga vaksin tidak sampai Rp300.000,- itu pun vaksinnya cukup diberikan 3 tahun sekali.

Manusia Belajar dari Cerita

Bagian pertama dari buku ini berisi cerita tentang keluarga pak Udi, seorang petani yang berupaya keras menghidupi dan membahagiakan keluarganya. Namun terlepas dari segala kerja kerasnya, nasib buruk nampaknya enggan beranjak pergi, hingga pada puncaknya, ia harus merelakan kepergian buah hatinya untuk selamanya.

Bagian kedua berisi uraian dari apa sih yang salah dan bagaimana seharusnya mencegah masalah tersebut terjadi sejak awal.

Dan sebetulnya, tidak pernah ada yang namanya resep rahasia dalam apapun juga. Sebab landasan ilmu yang diperlukan sebetulnya sudah kita kenal. Hanya saja, entah kenapa kita seolah enggan menjalaninya dengan benar.


Buku ini bisa Anda dapatkan di marketplace favorit Anda:




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin Influenza: Murah dan Banyak Manfaat

"Anak saya sering batuk pilek dok, apakah boleh diberikan vaksin Influenza?" tanya seorang ibu. Jawabannya tentu saja boleh, tapi satu hal yang harus diingat. Batuk pileknya belum tentu sembuh dengan vaksin Influenza. Lho lalu bagaimana yang benar? Apa Sih Influenza Itu? Satu hal yang harus diperjelas kepada orang tua/pengasuh saat akan memberikan vaksinasi adalah menerangkan manfaat yang akan didapat. Jangan sampai orang tua/pengasuh memiliki ekspektasi yang berlebihan sehingga berujung kekecewaan. Vaksin Influenza belakangan mulai populer, sebagai salah satu efek dari munculnya kesadaran untuk melakukan imunisasi di era pandemi. Apalagi harga vaksin ini termasuk murah dan mudah didapatkan di mana saja. Seorang anak sedang diberikan imunisasi Influenza berbeda dengan batuk pilek sehari-hari (sering disebut sebagai Salesma atau Common Cold dalam bahasa Inggris). Tanda dan gejala Influenza lazimnya lebih berat dan memunculkan komplikasi seperti radang telinga tengah, radang ...

Vaksin Rotavirus: Melengkapi Perlindungan Anak Terhadap Diare

"Loh memangnya ada vaksin untuk diare ya?" sahut seorang ibu keheranan, "anak saya masih bisa diberikan vaksinnya nggak?" lanjutnya lagi. Bagi kebanyakan orang, diare identik dengan lingkungan yang kotor, jorok, kumuh. Maka saat seorang anak terkena diare padahal sudah tinggal di rumah yang terjaga bersih, muncul rasa heran. Diare Rotavirus tidak hanya menjadi masalah di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara maju lainnya. Karena alasan itulah dikembangkan vaksin Rotavirus. Vaksin Rotavirus pertama di dunia dirilis tahun 1998. Seorang anak dengan diare sedang ditangani petugas Waktu Pemberian Vaksin Rotavirus Vaksin Rotavirus diberikan mulai usia 8 pekan (2 bulan) . Dosis vaksin Rotavirus bervariasi di antara merk vaksin. Ada yang membutuhkan dua dosis dan tiga dosis.  Yang menjadi masalah, masa pemberian vaksin ini terbatas. Usia maksimal pemberian dosis pertama adalah 14 pekan, dan vaksinasi sudah harus selesai diberikan pada usia 24 atau 32 pekan, tergantung ...

Vaksin Varisela: Jangan Sepelekan Cacar Air

"Boleh nggak sih dok, sengaja membiarkan anak kena Cacar Air?" Tanya seorang ibu suatu hari "Untuk apa memangnya bu?" Sahut saya.  "Supaya segera punya imun dok, jadi nanti kan nggak akan kena lagi" Jawabnya. Pada kebanyakan orang dengan sistem imun yang baik, infeksi Varisela memang biasanya ringan. Bahkan bisa sembuh sendiri tanpa harus berobat, karena sifat dari infeksi Cacar Air yang memang self limited. Varisela hemoragik pada seorang anak dengan malnutrisi kronis Masalahnya bagaimana kita bisa tahu pasti mana infeksi yang akan "aman-aman saja" dan sembuh sendiri, dan mana infeksi yang bisa berujung dengan komplikasi? Sebab faktanya Cacar Air juga memiliki komplikasi yang meskipun jarang, namun bisa membahayakan nyawa, seperti Ensefalitis (radang otak) dan Varisela Hemoragik. Infeksi Varisela pada Kelompok Khusus Komplikasi Varisela utamanya akan muncul pada mereka yang memiliki sistem imun yang lemah, misalnya pada bayi baru lahir, anak d...