Langsung ke konten utama

Apakah Minum Es Menyebabkan Batuk?

"Kalau lagi batuk kan nggak boleh minum es dulu ya dok?" tanya seorang ibu seraya mendelik ke arah anaknya. 

Si anak yang duduk di atas kasur periksa hanya menunduk terdiam sementara ibunya melanjutkan ceramahnya. "Es teroooos..!" Kata si ibu lagi.

Apa yang Menyebabkan Batuk Pilek Berulang?

Banyak orang percaya, konsumsi minuman dingin berlebihan akan menyebabkan batuk pilek. Seperti penggalan cerita dari ruang periksa di atas. Masalahnya apakah betul faktanya seperti itu?

Ilustrasi anak-anak sedang jajan di sekolah


Seorang anak pra sekolah dengan kondisi imun normal bisa mengalami batuk pilek 12 kali setahun, artinya sebulan sekali ia bisa saja mengalami sakit. Kebanyakan dari sakit ini bisa sembuh dengan sendirinya, meski tidak diberikan obat.

Penyebabnya kebanyakan virus. Bisa dari Rhinovirus, Parainfluenza virus, ataupun Coronavirus musiman. Dan untuk menangani infeksi virus, tidak diperlukan antibiotik dalam penanganannya. Sebab sebagian besar infeksi virus jenis ini bersifat self limited, artinya penyakitnya akan membaik dengan sendirinya.

Baca juga: Kenapa Anak Saya Tidak Diberikan Antibiotik?

Apa Hubungan Minum Es dengan Batuk Pilek?

Kalau begitu apakah ada hubungan antara minum es dengan batuk pilek? Karena penyebab aslinya adalah infeksi virus, maka sebetulnya minuman dingin tidak ada kaitannya secara langsung. Kecuali dalam beberapa hal ini:
1. Virus masuk melalui perantaraan minuman dingin yang tercemar, misalnya anak meminum es berbarengan dengan temannya yang kebetulan sedang sakit, atau
2. Minuman dingin membuat lendir menjadi lebih kental, sehingga batuk dan pileknya diperberat oleh konsumsi minuman dingin tadi.

Mencegah Batuk Pilek Berulang pada Anak



Ada beberapa hal yang orang tua/pengasuh bisa kerjakan di rumah, guna mencegah anak terserang batuk pilek berulang ini, di antaranya:
1. Membiasakan anak mengenakan masker saat berada di kerumunan,
2. Mengajari anak untuk rutin mencuci tangan dengan sabun,
3. Memastikan anak berstatus gizi baik (cek di buku KIA),
4. Melengkapi imunisasi baik dasar maupun tambahannya,
5. Memisahkan anak yang sehat dari yang sakit, serta
6. Mengajari anak untuk tidak berbagi makanan minuman (termasuk menggunakan alat makan yang sama) dengan temannya yang sakit.

Semoga bisa membantu.


dr. Krisna Adhi, Sp. A
Ketua Bidang Litbang & IT Perdalin Kotapraja.
Co Founder di Klinik Vaksinasi Ar Rohmah,
Dokter Anak di RS Mitra Keluarga Slawi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin Rotavirus: Melengkapi Perlindungan Anak Terhadap Diare

"Loh memangnya ada vaksin untuk diare ya?" sahut seorang ibu keheranan, "anak saya masih bisa diberikan vaksinnya nggak?" lanjutnya lagi. Bagi kebanyakan orang, diare identik dengan lingkungan yang kotor, jorok, kumuh. Maka saat seorang anak terkena diare padahal sudah tinggal di rumah yang terjaga bersih, muncul rasa heran. Diare Rotavirus tidak hanya menjadi masalah di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara maju lainnya. Karena alasan itulah dikembangkan vaksin Rotavirus. Vaksin Rotavirus pertama di dunia dirilis tahun 1998. Seorang anak dengan diare sedang ditangani petugas Waktu Pemberian Vaksin Rotavirus Vaksin Rotavirus diberikan mulai usia 8 pekan (2 bulan) . Dosis vaksin Rotavirus bervariasi di antara merk vaksin. Ada yang membutuhkan dua dosis dan tiga dosis.  Yang menjadi masalah, masa pemberian vaksin ini terbatas. Usia maksimal pemberian dosis pertama adalah 14 pekan, dan vaksinasi sudah harus selesai diberikan pada usia 24 atau 32 pekan, tergantung ...

Vaksin Polio: Demi Terwujudnya Eradikasi Polio

Apa Itu Poliomielitis? Definisi: Poliomielitis (Polio) adalah penyakit infeksi sangat menular disebabkan oleh Poliovirus . Penyakit ini utamanya menyerang balita, ditularkan oleh orang ke orang melalui rute fekal-oral. Virusnya akan berkembang biak di usus, kemudian dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Tanda dan Gejala: Sekitar 90% dari orang yang terinfeksi tidak bergejala atau mengalami gejala ringan, sehingga penyakit ini tidak dikenali. Pada sebagian orang mungkin muncul gejala demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kaku pada leher, dan nyeri pada tungkai. Seorang anak menderita kelumpuhan akibat Polio Pada sebagian kecil kasus, virus menyebabkan kelumpuhan, biasanya pada kaki dan kelumpuhannya bersifat permanen. Sekitar 5-10% penderita yang mengalami kelumpuhan akan terjadi kelumpuhan pada otot pernapasan yang bisa menyebabkan kematian . Komplikasi: Kecacatan permanen, meninggal dunia, sindrom Pascapolio. Penyakit Polio Tak Dapat Disembuhkan Hingga saat ini...

Vaksin Hepatitis B: Melindungi dari Gagal Hati

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang pertama kali diberikan kepada anak, yaitu pada hari ia dilahirkan. Kenapa harus secepat itu diberikannya? Karena salah satu cara Hepatitis B ditularkan saat proses persalinan, baik itu persalinan spontan ataupun sesar . Infeksi Hepatitis B yang terjadi pada awal masa kehidupan ini sekitar 70-90% bisa menjadi kronis dan sebagian dari penderita Hepatitis B kronis akan mengalami Sirosis hati hingga berujung ke kanker hati. Waktu Ideal Pemberian Hepatitis B Hepatitis B diberikan sebanyak 5 kali dan idealnya diberikan segera setelah lahir (tentunya setelah pemberian vitamin K), sebelum bayi berusia 24 jam. Vaksin ini diberikan dengan cara disuntikkan di paha bayi, lazimnya tidak ada efek simpang yang terjadi. Ilustrasi bayi baru lahir Nah bagaimana kalau bayi sudah berusia lebih dari 24 jam namun belum diberikan vaksin Hepatitis B? Dalam kasus seperti ini, vaksin masih bisa diberikan namun tentu saja efek proteksinya tidak sebaik bayi yang diberikan ...