Langsung ke konten utama

Amankah Memberikan Dua Vaksin Atau Lebih Dalam Satu Hari?

"Hari ini sekalian vaksin DTP dan Campak Rubela ya bu?" Tanya saya kepada si ibu. Anaknya sudah terlambat mengikuti jadwal imunisasi, sehingga perlu dikejar untuk segera mendapat perlindungan.

"Memangnya aman ya dok?" Si ibu balik bertanya, "apa nggak tambah demam nantinya?"

Keamanan Vaksin Anak

Pertanyaan senada sering sekali dilontarkan dalam sesi vaksinasi di manapun. Baik itu di posyandu/puskesmas maupun di rumah sakit. Kekhawatiran orang tua/pengasuh bukannya tanpa alasan, sebab dalam benak mereka memberikan satu jenis vaksin aja sudah menyebabkan demam, nah ini memberikan dua jenis vaksin sekaligus, demamnya jadi dobel dong?

Seorang bayi mendapatkan suntikan vaksin


Padahal dalam dunia vaksinasi tidak selalu seperti itu. Bukan berarti sesederhana 1 + 1 = 2. Alasannya karena:

  1. Tidak semua vaksin memiliki efek simpang berupa demam,
  2. Tidak semua anak yang divaksin akan memunculkan reaksi pascavaksin, dan
  3. Pemberian dua atau lebih vaksin dalam waktu yang bersamaan tidak meningkatkan risiko efek simpang vaksin.
Lagipula produk vaksin anak yang digunakan pada saat ini telah teruji keamanannya sejak puluhan bahkan ratusan tahun lamanya. Sehingga data-data efek simpang yang mungkin terjadi pada anak sudah diketahui.

Keuntungan Memberikan Beberapa Vaksin Sekaligus

Malahan memberikan beberapa jenis vaksin dalam satu waktu memiliki keuntungan-keuntungan, misalnya saja: (1) Anak lebih cepat terlindung dari berbagai penyakit, (2) Jumlah kunjungan anak kepada dokter lebih sedikit, dan (3) Ongkos vaksinasi lebih murah, karena dengan membayar jasa dokter hanya satu kali, bisa mendapatkan dua sampai tiga kali suntikan sekaligus.

Apalagi di era normal baru ini, mengurangi frekuensi keluar rumah berarti risiko tertular berbagai penyakit (termasuk Covid-19!) menjadi lebih rendah.

Kecemasan Orang Tua Sebagai Kendala

Salah satu faktor yang menjadi kendala dari pemberian beberapa jenis vaksin sekaligus adalah kecemasan orang tua. Karena bagaimanapun pemberian vaksinasi semacam ini belum populer bagi kebanyakan orang.

Para ahli menyarankan pendekatan empatik dalam hal ini. Artinya vaksinator seperti saya harus mencoba memahami apa yang menjadi kekuatiran orang tua/pengasuh dan memberikan penjelasan mengenai hal tersebut sesuai dengan bukti ilmiah yang ada.

Berikan juga kepada orang tua/pengasuh nomor yang bisa dihubungi apabila ada keluhan terkait vaksinasi pada anak.
dr. Krisna Adhi, Sp. A
Ketua Bidang Litbang & IT Perdalin Kotapraja.
Co Founder di Klinik Vaksinasi Ar Rohmah,
Dokter Anak di RS Mitra Keluarga Slawi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin Rotavirus: Melengkapi Perlindungan Anak Terhadap Diare

"Loh memangnya ada vaksin untuk diare ya?" sahut seorang ibu keheranan, "anak saya masih bisa diberikan vaksinnya nggak?" lanjutnya lagi. Bagi kebanyakan orang, diare identik dengan lingkungan yang kotor, jorok, kumuh. Maka saat seorang anak terkena diare padahal sudah tinggal di rumah yang terjaga bersih, muncul rasa heran. Diare Rotavirus tidak hanya menjadi masalah di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara maju lainnya. Karena alasan itulah dikembangkan vaksin Rotavirus. Vaksin Rotavirus pertama di dunia dirilis tahun 1998. Seorang anak dengan diare sedang ditangani petugas Waktu Pemberian Vaksin Rotavirus Vaksin Rotavirus diberikan mulai usia 8 pekan (2 bulan) . Dosis vaksin Rotavirus bervariasi di antara merk vaksin. Ada yang membutuhkan dua dosis dan tiga dosis.  Yang menjadi masalah, masa pemberian vaksin ini terbatas. Usia maksimal pemberian dosis pertama adalah 14 pekan, dan vaksinasi sudah harus selesai diberikan pada usia 24 atau 32 pekan, tergantung ...

Vaksin Polio: Demi Terwujudnya Eradikasi Polio

Apa Itu Poliomielitis? Definisi: Poliomielitis (Polio) adalah penyakit infeksi sangat menular disebabkan oleh Poliovirus . Penyakit ini utamanya menyerang balita, ditularkan oleh orang ke orang melalui rute fekal-oral. Virusnya akan berkembang biak di usus, kemudian dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Tanda dan Gejala: Sekitar 90% dari orang yang terinfeksi tidak bergejala atau mengalami gejala ringan, sehingga penyakit ini tidak dikenali. Pada sebagian orang mungkin muncul gejala demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kaku pada leher, dan nyeri pada tungkai. Seorang anak menderita kelumpuhan akibat Polio Pada sebagian kecil kasus, virus menyebabkan kelumpuhan, biasanya pada kaki dan kelumpuhannya bersifat permanen. Sekitar 5-10% penderita yang mengalami kelumpuhan akan terjadi kelumpuhan pada otot pernapasan yang bisa menyebabkan kematian . Komplikasi: Kecacatan permanen, meninggal dunia, sindrom Pascapolio. Penyakit Polio Tak Dapat Disembuhkan Hingga saat ini...

Vaksin Hepatitis B: Melindungi dari Gagal Hati

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang pertama kali diberikan kepada anak, yaitu pada hari ia dilahirkan. Kenapa harus secepat itu diberikannya? Karena salah satu cara Hepatitis B ditularkan saat proses persalinan, baik itu persalinan spontan ataupun sesar . Infeksi Hepatitis B yang terjadi pada awal masa kehidupan ini sekitar 70-90% bisa menjadi kronis dan sebagian dari penderita Hepatitis B kronis akan mengalami Sirosis hati hingga berujung ke kanker hati. Waktu Ideal Pemberian Hepatitis B Hepatitis B diberikan sebanyak 5 kali dan idealnya diberikan segera setelah lahir (tentunya setelah pemberian vitamin K), sebelum bayi berusia 24 jam. Vaksin ini diberikan dengan cara disuntikkan di paha bayi, lazimnya tidak ada efek simpang yang terjadi. Ilustrasi bayi baru lahir Nah bagaimana kalau bayi sudah berusia lebih dari 24 jam namun belum diberikan vaksin Hepatitis B? Dalam kasus seperti ini, vaksin masih bisa diberikan namun tentu saja efek proteksinya tidak sebaik bayi yang diberikan ...