Langsung ke konten utama

Wabah Difteri: Orang Tua Harus Bagaimana?

"Katanya ada wabah Difteri ya dok? Harus diberikan vaksin apa untuk anak saya?" Tanya seorang ibu.
Saya menanyakan riwayat vaksinasi si anak, dan si ibu menunjukkan catatan vaksin di buku KIA.
"Untuk saat ini sudah lengkap bu" Jawab saya.

Wabah Difteri di Awal Tahun 2023

Seolah bersambung dengan kejadian luar biasa (KLB) Polio di Pidie, Aceh akhir tahun 2022 lalu, kini kita dikejutkan oleh kabar merebaknya kasus Difteri di dua kecamatan di Garut, Jawa Barat.



Difteri bisa mematikan. Dan dari 73 kasus Difteri yang sudah ditemukan, ada 7 orang yang meninggal dunia oleh karena penyakit ini. Kita tentu berharap tidak ada lagi korban jiwa yang jatuh karena Difteri, penyakit yang sebetulnya bisa dicegah dengan vaksinasi yang diberikan gratis di posyandu/puskesmas.

Apa yang Perlu Orang Tua Lakukan?

Difteri dapat dengan mudah menular dari satu orang ke orang lainnya melalui perantaraan percikkan ludah yang keluar saat penderita bersin atau batuk. Penyakit ini juga bisa menular bila orang yang rentan (belum memiliki kekebalan terhadap Difteri) melakukan kontak langsung terhadap lesi Difteri (biasanya resiko ini ada pada tenakes yang menangani pasien).

Karena mudahnya penularan dan potensi mematikan dari Difteri, maka sejak tahun 1976 vaksin DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis) sudah mulai diberikan kepada anak-anak Indonesia. Dari hasil penelitian disebutkan, efikasi dari vaksinasi DTP yang diberikan secara lengkap mencapai 97%. Artinya sebagian besar anak yang telah mendapatkan vaksin DTP secara lengkap akan terlindung dari bahaya Difteri.

Imunisasi DTP yang Lengkap Itu Seperti Apa?


Karena adanya penurunan imunitas dari vaksin DTP, maka anak-anak perlu mendapatkan booster kedua di antara usia 5-7 tahun. Kemudian pada usia di atas 10 tahun anak akan diberikan penguat berupa vaksin Td atau Tdap setiap 10 tahun sekali.

Sehingga vaksin DTP yang lengkap berdasarkan usia adalah:

Anak usia 6-17 bulan: Sudah mendapatkan 3 dosis vaksin DTP kombo,
Anak usia 18-59 bulan: Sudah mendapatkan 4 dosis vaksin DTP kombo,
Anak usia 5-10 tahun: Sudah mendapatkan 5 dosis vaksin DTP kombo,
Anak usia lebih dari 10 tahun: Mendapatkan 5 dosis vaksin DTP kombo dan vaksin Td atau Tdap setiap 10 tahun sekali.
dr. Krisna Adhi, Sp. A
Ketua Bidang Litbang & IT Perdalin Kotapraja.
Co Founder di Klinik Vaksinasi Ar Rohmah,
Dokter Anak di RS Mitra Keluarga Slawi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin Rotavirus: Melengkapi Perlindungan Anak Terhadap Diare

"Loh memangnya ada vaksin untuk diare ya?" sahut seorang ibu keheranan, "anak saya masih bisa diberikan vaksinnya nggak?" lanjutnya lagi. Bagi kebanyakan orang, diare identik dengan lingkungan yang kotor, jorok, kumuh. Maka saat seorang anak terkena diare padahal sudah tinggal di rumah yang terjaga bersih, muncul rasa heran. Diare Rotavirus tidak hanya menjadi masalah di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara maju lainnya. Karena alasan itulah dikembangkan vaksin Rotavirus. Vaksin Rotavirus pertama di dunia dirilis tahun 1998. Seorang anak dengan diare sedang ditangani petugas Waktu Pemberian Vaksin Rotavirus Vaksin Rotavirus diberikan mulai usia 8 pekan (2 bulan) . Dosis vaksin Rotavirus bervariasi di antara merk vaksin. Ada yang membutuhkan dua dosis dan tiga dosis.  Yang menjadi masalah, masa pemberian vaksin ini terbatas. Usia maksimal pemberian dosis pertama adalah 14 pekan, dan vaksinasi sudah harus selesai diberikan pada usia 24 atau 32 pekan, tergantung ...

Vaksin Polio: Demi Terwujudnya Eradikasi Polio

Apa Itu Poliomielitis? Definisi: Poliomielitis (Polio) adalah penyakit infeksi sangat menular disebabkan oleh Poliovirus . Penyakit ini utamanya menyerang balita, ditularkan oleh orang ke orang melalui rute fekal-oral. Virusnya akan berkembang biak di usus, kemudian dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Tanda dan Gejala: Sekitar 90% dari orang yang terinfeksi tidak bergejala atau mengalami gejala ringan, sehingga penyakit ini tidak dikenali. Pada sebagian orang mungkin muncul gejala demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kaku pada leher, dan nyeri pada tungkai. Seorang anak menderita kelumpuhan akibat Polio Pada sebagian kecil kasus, virus menyebabkan kelumpuhan, biasanya pada kaki dan kelumpuhannya bersifat permanen. Sekitar 5-10% penderita yang mengalami kelumpuhan akan terjadi kelumpuhan pada otot pernapasan yang bisa menyebabkan kematian . Komplikasi: Kecacatan permanen, meninggal dunia, sindrom Pascapolio. Penyakit Polio Tak Dapat Disembuhkan Hingga saat ini...

Vaksin Hepatitis B: Melindungi dari Gagal Hati

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang pertama kali diberikan kepada anak, yaitu pada hari ia dilahirkan. Kenapa harus secepat itu diberikannya? Karena salah satu cara Hepatitis B ditularkan saat proses persalinan, baik itu persalinan spontan ataupun sesar . Infeksi Hepatitis B yang terjadi pada awal masa kehidupan ini sekitar 70-90% bisa menjadi kronis dan sebagian dari penderita Hepatitis B kronis akan mengalami Sirosis hati hingga berujung ke kanker hati. Waktu Ideal Pemberian Hepatitis B Hepatitis B diberikan sebanyak 5 kali dan idealnya diberikan segera setelah lahir (tentunya setelah pemberian vitamin K), sebelum bayi berusia 24 jam. Vaksin ini diberikan dengan cara disuntikkan di paha bayi, lazimnya tidak ada efek simpang yang terjadi. Ilustrasi bayi baru lahir Nah bagaimana kalau bayi sudah berusia lebih dari 24 jam namun belum diberikan vaksin Hepatitis B? Dalam kasus seperti ini, vaksin masih bisa diberikan namun tentu saja efek proteksinya tidak sebaik bayi yang diberikan ...