"Buku pink-nya dibawa bu?" Tanya saya kepada seorang ibu.
"Nggak dibawa dok, memangnya perlu ya?" Jawabnya.
"Perlu dong, di buku itu kan ada catatan pengobatan dokter, jadi kan saya bisa tulis hasil pemeriksaan hari ini." Sahut saya.
"Oh begitu ya, saya pikir buku pink itu cuma untuk posyandu aja."
Ragam Manfaat Buku KIA
Sebagian orang tua/pengasuh memandang buku KIA mirip dengan penggalan dialog di atas: Hanya sebagai buku catatan posyandu. Sehingga buku sepenting itu jarang atau bahkan nggak pernah dibawa saat memeriksakan anaknya ke dokter.
Lucunya lagi kadang ada juga orang tua yang mengaku buku KIA si anak dikumpulkan oleh ibu kader di posyandu. Saya paham kalau maksud ibu kader mungkin baik, daripada bukunya ketinggalan terus dan malah merepotkan, lebih mudah kalau mereka yang pegang aja.
Masalahnya buku KIA itu idealnya juga dibaca dan dipelajari oleh orang tua/pengasuh di rumah. Menjadi semacam buku rapor kesehatan si anak. Bagaimana performa kenaikan beratnya, seberapa lengkap imunisasinya, dan lain-lain.
Catatan Pengobatan Anak
Satu hal yang saya sangat anjurkan untuk dibiasakan adalah meminta dokter menulis catatan pengobatan anak di buku KIA. Hal ini akan lebih bermanfaat lagi apabila kebetulan anak memiliki masalah kesehatan kronis, misalkan TB, Asma, Alergi, dan sebagainya.
Salah satu kegunaan dari melengkapi catatan ini adalah proses pengobatan anak lebih terjaga kesinambungannya. Boleh jadi anak tidak selalu diperiksa di tempat dan oleh dokter yang sama, sehingga catatan medis pasien tidak selalu bisa diperoleh.
Di sinilah buku KIA menjadi semacam resume singkat yang bisa mengkomunikasikan masalah anak yang ditemukan oleh satu orang dokter ke dokter lainnya.




Komentar
Posting Komentar