"Dokter susu yang bagus untuk anak saya apa ya?" Tanya seorang ibu. Ia sedang prihatin karena berat badan si anak sulit sekali naik, meskipun secara umum anaknya baik-baik saja.
Pertanyaan senada di atas rasanya hampir setiap hari saya dengar, dan memang berat maupun tinggi anak menjadi salah satu isu utama yang membawa orang tua/pengasuh membawa anak menemui dokter.
Tidak Ada Formula yang Cocok Untuk Semua
Sependek pengalaman saya, tidak ada formula yang cocok untuk semua orang tua/pengasuh maupun anaknya. Sehingga mau tidak mau dokter dan orang tua/pengasuh mungkin harus menjalani beberapa sesi konsultasi, sebelum masalahnya terpecahkan.
Belum lagi jika ternyata dokter menduga ada penyakit yang mendasari kenapa berat/tinggi badan anak menjadi mandeg, misalnya TB. Proses penelusuran penyakit ini bisa mudah, namun tak jarang juga akan makan waktu. Baru setelah menangani masalah penyakit tadi, dokter akan menentukan jumlah dan jenis makanan yang diberikan kepada si anak
Susu Sebagai Makanan Cair
Pada dasarnya kita hanya mengenal 3 jenis makanan: Makanan padat, makanan semi padat, dan makanan cair. Dalam konteks anak, susu formula bisa kita sebut makanan dalam bentuk cair.
Hal ini penting untuk ditekankan kepada orang tua/pengasuh, agar mereka ikut memahami bahwa susu formula yang diberikan dokter, pada dasarnya dihitung sebagai bagian dari makanan, dan bukan sekadar pelengkap, seperti pada istilah makanan 4 sehat 5 sempurna.
Antara Idealisme dan Kenyataan
Idealnya anak berusia 12 bulan ke atas sudah bisa diberikan makanan rumah (makanan yang juga dimakan orang tua/pengasuhnya). Alasannya karena makanan padat memiliki kandungan kalori lebih besar daripada makanan jenis lain dengan volume yang sama. Masalahnya, tidak semua anak langsung mampu diberikan makanan padat.
Dan lagi dalam kondisi khusus, misalnya anak yang sedang sakit, boleh jadi orang tua/pengasuh perlu solusi alternatif dalam pemberian makan. Di sinilah peranan makanan semipadat dan cair berada.
Yang harus diingat, pemberian makanan semipadat ataupun cair merupakan solusi yang sifatnya sementara. Dan jumlahnya pun harus dihitung agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan dalam pemberian nutrisi.
Contoh pemberian makan yang diselingi dengan semipadat dan cair pada bayi:
05.00 | Susu 90cc |
07.00 | Makan pagi |
09.00 | Susu |
11.00 | Makan siang |
13.00 | Susu/snack/buah |
15.00 | Susu/snack/buah |
17.00 | Makan malam |
19.00 | Susu |
22.00 | Susu |
03.00 | Susu |


Komentar
Posting Komentar