"Saya disuruh menemui dokter anak, katanya anak saya beratnya kurang." Kata seorang ibu suatu kali saat saya menanyakan apa keluhan si anak.
"Buku KIA-nya dibawa kan? Bisa saya pinjam?" Tanya saya.
Si ibu menyerahkan bukunya dengan tatapan cemas. Ia kuatir ada apa-apa dengan anaknya.
Memahami Hasil Pengukuran Berat dan Panjang/Tinggi Badan
Berat dan panjang/tinggi badan anak merupakan dua hal penting yang tak hanya jadi perhatian tenakes, tapi juga orang tua/pengasuh. Keduanya merupakan satu indikator kesejahteraan si anak.
Berat dan/atau panjang badan yang kurang akan selalu ditanggapi dengan cemas oleh sebagian besar orang tua/pengasuh. Sehingga memunculkan situasi seperti pada ilustrasi di atas: Apakah anaknya normal-normal aja?
Hal yang kadang disalahpahami oleh orang tua/pengasuh dan tak jarang oleh tenakes adalah, hasil pengukuran berat dan panjang badan tadi seharusnya juga diplot dan diinterpretasikan, bukan sekadar diukur saja. Karena tanpa diplot dan diinterpretasikan dengan benar, hasil pengukuran bisa jadi akan menyesatkan.
Memilih Kurva/Grafik yang Sesuai
Orang tua/pengasuh sebetulnya dibekali oleh satu perangkat yang canggih bernama buku KIA. Di dalam buku itu tersedia berbagai kurva/grafik untuk memantau pertumbuhan anak.
Misalnya saja ada Kartu Menuju Sehat (KMS). Kartu ini berguna untuk melihat bagaimana pertumbuhan berat anak dibandingkan dengan anak lain seusianya.
Yang kadang disalahpahami adalah, KMS ini sebetulnya digunakan untuk bayi-bayi yang terlahir cukup bulan (usia kehamilan 37 minggu atau lebih). Untuk bayi yang terlahir prematur, berat badannya tidak boleh diplot langsung begitu saja ke dalam KMS, namun harus terlebih dahulu menghitung usia koreksinya.
Idealnya bayi prematur menggunakan kurva Fenton untuk memantau pertumbuhannya.
Salah Memilih Kurva/Grafik Artinya Salah Menginterpretasi
Apabila bayi yang terlahir prematur, misalnya usia kehamilan bayi A adalah 32 minggu dengan berat lahir 1500 gram dimasukkan ke dalam KMS, tentu bayi A akan berada di luar dari rentang berat badan yang normal. Katakanlah pada usia kronologis 1 bulan si bayi mengalami kenaikan 1000 gram, tetap saja di KMS bayi A akan terplot sebagai bayi gagal tumbuh (dulu disebut BGM/Bawah Garis Merah).
Yang harusnya dikerjakan adalah melakukan plot hasil pengukuran bayi terlebih dulu ke dalam kurva Fenton kemudian mulai dipindah ke KMS setelah memasuki usia 40 minggu pada kurva Fenton.
Menggunakan kurva Fenton ini, maka kenaikan berat badan bayi A sebanyak 1000 gram dalam 4 pekan merupakan satu hal yang baik dan si bayi masih berada dalam rentang berat badan yang normal.
dr. Krisna Adhi, Sp. A
Ketua Bidang Litbang & IT Perdalin Kotapraja.
Co Founder di Klinik Vaksinasi Ar Rohmah,
Dokter Anak di RS Mitra Keluarga Slawi.

Komentar
Posting Komentar