Langsung ke konten utama

Saat Vaksinasi Harus Tertunda

"Kenapa vaksinasinya belum lengkap bu?" Tanya saya kepada seorang ibu di suatu hari.

"Soalnya setiap mau vaksin anaknya batuk pilek atau demam dok, jadinya mundur terus dari jadwal." Jawab si ibu.

Saya menggelengkan kepala, sampai usia hampir 12 bulan si anak baru diberikan vaksin BCG dan Hepatitis B saja. Selebihnya kosong semua.

 

Bahaya Menunda Vaksin 

Menunda vaksin sebetulnya bukan hal yang terlarang. Dalam kondisi khusus penundaan memang diperlukan dan bahkan harus ditunda. Masalahnya jadi runyam karena orang tua/pengasuh boleh jadi nggak paham bahwa menunda vaksinasi bukannya tanpa risiko.

Vaksin diberikan guna mencegah penyakit-penyakit yang dapat:

  1. Mematikan,
  2. Menyebabkan kecacatan, dan/atau
  3. Menimbulkan wabah.
Karenanya memberikan vaksin tepat waktu mutlak diperlukan, untuk menjaga anak-anak berada dalam perlindungan dari beragam penyakit berbahaya tadi.

Menunda Vaksin Bukannya Tanpa Risiko

Harus diakui bahwa sebagian masyarakat kita kini lebih takut efek simpang vaksin ketimbang penyakit-penyakit yang coba dicegah dengan vaksin. Ironisnya, hal ini terjadi justru karena keberhasilan program vaksinasi itu sendiri.

Banyak penyakit-penyakit dari masa lalu yang kini tak lagi atau jarang dijumpai, misalnya Cacar (Variola), batuk rejan (Pertusis), Tetanus pada bayi baru lahir, dan sebagainya.

Penyakit-penyakit tadi sudah jarang ditemukan karena peranan vaksinasi. Saat cakupan vaksinasi tinggi, jumlah kejadian penyakit bisa menjadi sangat rendah, namun bila cakupan vaksin menurun penyakit-penyakit tadi akan kembali bermunculan, seperti yang terjadi pada KLB Polio di Pidie, Aceh bulan November 2022 lalu.

Risiko Imunisasi Tidak Lengkap

Selain dari berisiko terpapar berbagai penyakit yang membahayakan dirinya, penundaan vaksinasi juga dapat menyebabkan anak berisiko tidak mendapatkan imunisasi lengkap, seperti kasus ilustrasi di atas.

Karena itu penundaan vaksin seharusnya juga menyertakan:
  1. Alasan penundaan,
  2. Terapi yang diberikan bila anak sakit, dan
  3. Penjadwalan ulang vaksin.
Yang tertulis setidaknya di buku KIA pasien, sehingga dapat dilacak penyebab mengapa imunisasi anak ditunda dan kapan orang tua/pengasuh harus datang lagi untuk mendapatkan imunisasi susulan.
dr. Krisna Adhi, Sp. A
Ketua Bidang Litbang & IT Perdalin Kotapraja.
Co Founder di Klinik Vaksinasi Ar Rohmah,
Dokter Anak di RS Mitra Keluarga Slawi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin Rotavirus: Melengkapi Perlindungan Anak Terhadap Diare

"Loh memangnya ada vaksin untuk diare ya?" sahut seorang ibu keheranan, "anak saya masih bisa diberikan vaksinnya nggak?" lanjutnya lagi. Bagi kebanyakan orang, diare identik dengan lingkungan yang kotor, jorok, kumuh. Maka saat seorang anak terkena diare padahal sudah tinggal di rumah yang terjaga bersih, muncul rasa heran. Diare Rotavirus tidak hanya menjadi masalah di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara maju lainnya. Karena alasan itulah dikembangkan vaksin Rotavirus. Vaksin Rotavirus pertama di dunia dirilis tahun 1998. Seorang anak dengan diare sedang ditangani petugas Waktu Pemberian Vaksin Rotavirus Vaksin Rotavirus diberikan mulai usia 8 pekan (2 bulan) . Dosis vaksin Rotavirus bervariasi di antara merk vaksin. Ada yang membutuhkan dua dosis dan tiga dosis.  Yang menjadi masalah, masa pemberian vaksin ini terbatas. Usia maksimal pemberian dosis pertama adalah 14 pekan, dan vaksinasi sudah harus selesai diberikan pada usia 24 atau 32 pekan, tergantung ...

Vaksin Polio: Demi Terwujudnya Eradikasi Polio

Apa Itu Poliomielitis? Definisi: Poliomielitis (Polio) adalah penyakit infeksi sangat menular disebabkan oleh Poliovirus . Penyakit ini utamanya menyerang balita, ditularkan oleh orang ke orang melalui rute fekal-oral. Virusnya akan berkembang biak di usus, kemudian dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Tanda dan Gejala: Sekitar 90% dari orang yang terinfeksi tidak bergejala atau mengalami gejala ringan, sehingga penyakit ini tidak dikenali. Pada sebagian orang mungkin muncul gejala demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kaku pada leher, dan nyeri pada tungkai. Seorang anak menderita kelumpuhan akibat Polio Pada sebagian kecil kasus, virus menyebabkan kelumpuhan, biasanya pada kaki dan kelumpuhannya bersifat permanen. Sekitar 5-10% penderita yang mengalami kelumpuhan akan terjadi kelumpuhan pada otot pernapasan yang bisa menyebabkan kematian . Komplikasi: Kecacatan permanen, meninggal dunia, sindrom Pascapolio. Penyakit Polio Tak Dapat Disembuhkan Hingga saat ini...

Vaksin Hepatitis B: Melindungi dari Gagal Hati

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang pertama kali diberikan kepada anak, yaitu pada hari ia dilahirkan. Kenapa harus secepat itu diberikannya? Karena salah satu cara Hepatitis B ditularkan saat proses persalinan, baik itu persalinan spontan ataupun sesar . Infeksi Hepatitis B yang terjadi pada awal masa kehidupan ini sekitar 70-90% bisa menjadi kronis dan sebagian dari penderita Hepatitis B kronis akan mengalami Sirosis hati hingga berujung ke kanker hati. Waktu Ideal Pemberian Hepatitis B Hepatitis B diberikan sebanyak 5 kali dan idealnya diberikan segera setelah lahir (tentunya setelah pemberian vitamin K), sebelum bayi berusia 24 jam. Vaksin ini diberikan dengan cara disuntikkan di paha bayi, lazimnya tidak ada efek simpang yang terjadi. Ilustrasi bayi baru lahir Nah bagaimana kalau bayi sudah berusia lebih dari 24 jam namun belum diberikan vaksin Hepatitis B? Dalam kasus seperti ini, vaksin masih bisa diberikan namun tentu saja efek proteksinya tidak sebaik bayi yang diberikan ...