Langsung ke konten utama

Jadwal Vaksin Posyandu dan Dokter Anak Kok Beda?

"Tapi jadwal vaksinasi yang di posyandu/puskesmas kok beda ya dengan yang dari dokter anak?" Tanya seorang ibu suatu hari.

"Sebetulnya sama aja kok bu, hanya kadang vaksinnya aja yang dipakai berbeda." Jawab saya.

Jadwal imunisasi di buku KIA edisi tahun 2020

 

Benarkah Ada Perbedaan Jadwal Vaksin?

Sebetulnya jadwal imunisasi yang ada di posyandu/puskesmas disusun berdasarkan rekomendasi dari dokter anak (DSA) juga (dalam hal ini oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia/IDAI), sehingga pada dasarnya tidak ada perbedaan besar yang harus dipersoalkan.

Saya sendiri mengajarkan kepada orang tua/pengasuh: Ikuti saja jadwal imunisasi sesuai dengan di mana anak mendapatkan pelayanan vaksinasi.

Bila anak divaksin di posyandu/puskesmas, berarti ikuti saja jadwalnya sebagaimana tertulis di buku KIA. Dan apabila anak melakukan imunisasi di DSA, silakan ikuti apa arahan beliau.

Beda Vaksin Beda Aturan Pakai

Vaksin yang digunakan pada imunisasi di posyandu/puskesmas menggunakan vaksin program, artinya vaksin yang ditetapkan oleh Menkes. Posyandu/puskesmas menerima kiriman vaksin dari dinas kesehatan kota/kabupaten dalam bentuk vaksin utuh, bukan membeli vaksin sendiri. Dan bertugas sebagai vaksinator alias pelaksana vaksinasinya saja.

Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI


Sedangkan vaksin yang diberikan oleh DSA bisa menggunakan merk vaksin yang sama dengan vaksin program, ataupun menggunakan merk lainnya. Dan vaksin yang berbeda merk ini kadang memiliki aturan penggunaan yang berbeda juga.

Misalnya vaksin DTaP disarankan DSA untuk diberikan pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan, sedangkan vaksin Pentabio (DTwP) aturan pemberiannya adalah pada usia 2, 3, 5, dan 18 bulan.

Perbedaan Jadwal Vaksin PCV

Begitu juga dengan program vaksin PCV sebagaimana saat ini sedang hangat dibicarakan, dosis yang diberikan di posyandu/puskesmas adalah usia 2, 3, dan 12 bulan. Sedangkan DSA memberikan jadwal pemberian di usia 2, 4, 6, dan 12 bulan.

Jadwal manapun sebetulnya bisa diikuti, tergantung di mana anak mendapatkan layanan vaksinasinya. Bila anak mendapatkan vaksin PCV di posyandu/puskesmas, maka ikuti saja jadwalnya sesuai dengan arahan posyandu/puskesmas.

Karena baik itu jadwal imunisasi PCV dari posyandu/puskesmas atau dari DSA, keduanya memiliki dasar berupa kajian ilmiah yang sama-sama diakui.

dr. Krisna Adhi, Sp. A
Ketua Bidang Litbang & IT Perdalin Kotapraja.
Co Founder di Klinik Vaksinasi Ar Rohmah,
Dokter Anak di RS Mitra Keluarga Slawi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin Rotavirus: Melengkapi Perlindungan Anak Terhadap Diare

"Loh memangnya ada vaksin untuk diare ya?" sahut seorang ibu keheranan, "anak saya masih bisa diberikan vaksinnya nggak?" lanjutnya lagi. Bagi kebanyakan orang, diare identik dengan lingkungan yang kotor, jorok, kumuh. Maka saat seorang anak terkena diare padahal sudah tinggal di rumah yang terjaga bersih, muncul rasa heran. Diare Rotavirus tidak hanya menjadi masalah di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara maju lainnya. Karena alasan itulah dikembangkan vaksin Rotavirus. Vaksin Rotavirus pertama di dunia dirilis tahun 1998. Seorang anak dengan diare sedang ditangani petugas Waktu Pemberian Vaksin Rotavirus Vaksin Rotavirus diberikan mulai usia 8 pekan (2 bulan) . Dosis vaksin Rotavirus bervariasi di antara merk vaksin. Ada yang membutuhkan dua dosis dan tiga dosis.  Yang menjadi masalah, masa pemberian vaksin ini terbatas. Usia maksimal pemberian dosis pertama adalah 14 pekan, dan vaksinasi sudah harus selesai diberikan pada usia 24 atau 32 pekan, tergantung ...

Vaksin Polio: Demi Terwujudnya Eradikasi Polio

Apa Itu Poliomielitis? Definisi: Poliomielitis (Polio) adalah penyakit infeksi sangat menular disebabkan oleh Poliovirus . Penyakit ini utamanya menyerang balita, ditularkan oleh orang ke orang melalui rute fekal-oral. Virusnya akan berkembang biak di usus, kemudian dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Tanda dan Gejala: Sekitar 90% dari orang yang terinfeksi tidak bergejala atau mengalami gejala ringan, sehingga penyakit ini tidak dikenali. Pada sebagian orang mungkin muncul gejala demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kaku pada leher, dan nyeri pada tungkai. Seorang anak menderita kelumpuhan akibat Polio Pada sebagian kecil kasus, virus menyebabkan kelumpuhan, biasanya pada kaki dan kelumpuhannya bersifat permanen. Sekitar 5-10% penderita yang mengalami kelumpuhan akan terjadi kelumpuhan pada otot pernapasan yang bisa menyebabkan kematian . Komplikasi: Kecacatan permanen, meninggal dunia, sindrom Pascapolio. Penyakit Polio Tak Dapat Disembuhkan Hingga saat ini...

Vaksin Hepatitis B: Melindungi dari Gagal Hati

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang pertama kali diberikan kepada anak, yaitu pada hari ia dilahirkan. Kenapa harus secepat itu diberikannya? Karena salah satu cara Hepatitis B ditularkan saat proses persalinan, baik itu persalinan spontan ataupun sesar . Infeksi Hepatitis B yang terjadi pada awal masa kehidupan ini sekitar 70-90% bisa menjadi kronis dan sebagian dari penderita Hepatitis B kronis akan mengalami Sirosis hati hingga berujung ke kanker hati. Waktu Ideal Pemberian Hepatitis B Hepatitis B diberikan sebanyak 5 kali dan idealnya diberikan segera setelah lahir (tentunya setelah pemberian vitamin K), sebelum bayi berusia 24 jam. Vaksin ini diberikan dengan cara disuntikkan di paha bayi, lazimnya tidak ada efek simpang yang terjadi. Ilustrasi bayi baru lahir Nah bagaimana kalau bayi sudah berusia lebih dari 24 jam namun belum diberikan vaksin Hepatitis B? Dalam kasus seperti ini, vaksin masih bisa diberikan namun tentu saja efek proteksinya tidak sebaik bayi yang diberikan ...