"Anak saya beratnya nggak naik-naik dok, jangan-jangan kena flek paru?" Seorang ibu bertanya dengan gusar. Saya meminta si ibu menunjukkan catatan berat badan di buku KIA, yang sayangnya tidak ia bawa hari itu.
Setelah penjelasan singkat, saya meminta si ibu datang kembali pekan depan dengan membawa buku KIA.
Apa yang terpikirkan oleh Anda saat mendengar kata-kata ini:
- Anak kurus,
- Susah makan,
- Berat badan tidak naik-naik, dan
- Batuk berulang?
Yes. Tidak salah jika Anda memikirkan flek alias TB paru atau Tuberkulosis. Penyakit TB ini memang jamak ditemukan di Indonesia karena Indonesia menempati peringkat kedua dunia sebagai negara dengan beban TB terbanyak. Sehingga tidak heran lagi jika orang yang tidak belajar ilmu kesehatan sekalipun bisa mengambil kesimpulan seperti itu.
Bisakan TB Dicegah?
Yang tidak diketahui orang kebanyakan, TB bisa dicegah dengan vaksin BCG. Dan dalam rekomendasi terbarunya, IDAI menyarankan pemberian vaksin BCG sesegera mungkin setelah bayi lahir. Pemberian vaksin BCG bisa menurunkan kejadian TB berat pada anak. Adapun TB berat yang dimaksud misalnya Meningitis TB (radang selaput otak karena TB).
Selain dari memberikan vaksinasi, orang tua/pengasuh juga harus waspada terhadap orang-orang di sekitar rumah yang memiliki tanda dan/atau gejala:
- Batuk tak kunjung sembuh selama lebih dari 2 pekan,
- Demam lebih dari 2 pekan,
- Batuk berdarah,
- Berat badan yang terus menyusut, atau
- Mereka yang pernah mengkonsumsi obat-obatan TB.
Bagaimana TB Menular
Penyakit TB menular melalui percikan ludah (droplet) dari penderita yang belum diobati. Penularan ini lebih sering terjadi dari orang dewasa ke orang dewasa lain atau dari dewasa ke anak-anak. Kebanyakan kasus TB anak tidak menularkan penyakit ini kepada orang lain.
Percikan ludah tadi bisa timbul pada saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Sifat penyakit TB yang kronis (berlangsung lama) menjadikannya kadang sulit terdeteksi, sehingga tanpa sadar orang serumah sudah terinfeksi oleh TB.
Pengobatan Mereka yang Sakit TB
Satu-satunya cara memutus rantai penularan adalah menemukan mereka yang sakit dan mengobati sampai sembuh. Termasuk ke dalam komponen ini adalah turut memeriksa orang serumah pada mereka yang sudah terdiagnosis oleh TB (penelusuran kontak).
Apabila penelusuran kontak ini tidak dikerjakan, maka boleh jadi akan terjadi lingkaran setan: Seorang bapak yang sakit TB menularkan pada orang serumah, tanpa pelacakan kontak, ibu dan anak yang terinfeksi boleh jadi tak terdeteksi dan pada akhirnya menjadi sumber penularan lain kepada orang di sekitar mereka.
Pemberian Vaksin BCG
Vaksin BCG hanya sekali diberikan, yaitu sebelum seorang bayi berusia 3 bulan. Vaksin ini disuntikkan di bawah kulit di lengan atas kanan. Dalam waktu 2-6 pekan pascavaksinasi, akan timbul bisul yang kemudian memecah dan membentuk luka parut.
Meski demikian, sekitar 10% anak yang diberikan vaksin BCG ternyata tidak memunculkan parut, meski imunnya tetap terbentuk, dan dapat melindungi anak dari TB. Dalam kasus seperti ini, yang harus dijadikan perhatian oleh orang tua adalah:
- Memastikan vaksin yang digunakan adalah vaksin asli,
- Vaksin yang disuntikkan kualitasnya masih baik, dan
- Penyuntikan dilakukan dengan benar.
Pada anak yang tidak terbentuk parut BCG, tidak perlu dilakukan vaksinasi ulang.

Komentar
Posting Komentar