Nggak ada satupun orang tua/pengasuh yang senang saat anak jatuh sakit. Masalahnya, kita nggak selalu bisa menghindari dari yang namanya sakit. Apalagi di saat cuaca ekstrem, sangat panas di siang hari, lalu hujan deras dan dingin yang menggigit pada sore dan malam hari. Sehingga tak jarang, seorang anak bisa mengalami demam sampai sebulan sekali.
Tidak Semua Vaksin Sebabkan Demam
Begitu juga pasca vaksinasi, kadang akan dijumpai demam pasca vaksinasi. Meski begitu harus orang tua/pengasuh ingat, nggak semua vaksin akan menimbulkan demam.
Bahkan pada vaksin yang terkenal menimbulkan demam sekalipun, misalnya DTP kombo, angka demamnya hanya ada di kisaran 40-50%, yang artinya hanya separuh anak yang divaksin akan timbul demam.
Pada vaksin lain, kejadian demam bahkan jauh di bawah itu. Sehingga tidak benar anggapan bahwa semua vaksin menyebabkan anak akan demam.
Apa Yang Terjadi Setelah Anak Divaksin?
Proses pembentukan imun ini kadang memunculkan demam. Namun lamanya demam tidaklah lama, lazimnya hanya 1-2 hari saja, dengan awitan munculnya demam yang berbeda-beda.
Idealnya sebelum memberikan imunisasi, vaksinator terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat kepada orang tua/pengasuh, mengenai manfaat perlindungan dan apa efek simpang yang mungkin akan terjadi. Sehingga orang tua/pengasuh bisa lebih siap menghadapi anak di rumah nanti.
Perlukah Diobati?
1. Memberikan minum (ASI) lebih sering kepada anak,
2. Menggendong, atau
3. Melakukan kompres di lokasi suntik.
Sudah cukup untuk menenangkan anak melewati masa yang kurang menyenangkan ini.
Bagaimana Bila Anak Mengalami Gejala Berat?
Vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi merupakan vaksin yang sudah lama dipakai, bukan hanya belasan tapi bisa puluhan tahun. Sehingga para ahli sudah memiliki data lengkap mengenai efek simpang yang mungkin muncul pada anak pasca vaksinasi.
Dari data tersebut kita mengetahui, kejadian berat pasca vaksin sangat jarang muncul (misal 1 kejadian per 2 juta dosis vaksin). Meski begitu, fasilitas kesehatan tempat melaksanakan vaksin wajib melengkapi diri dengan alat dan obat berikut alur penanganan seandainya gejala berat tersebut terjadi.
Menyikapi Demam Pasca Vaksin
1. Mengevaluasi prosedur pemberian vaksin,
2. Melakukan evaluasi mutu vaksin yang diberikan,
3. Menyelidiki penyebab demam/sakit pada anak (apakah ada hubungan dengan vaksin atau tidak),
4. Membuat laporan kejadian pasca imunisasi.
Hal ini terutama penting mengingat boleh jadi sakit/demam yang muncul pasca vaksin bisa saja bukan disebabkan oleh vaksin atau komponen vaksinnya. Ada kemungkinan sakit si anak disebabkan oleh kesalahan prosedur vaksinasi atau kebetulan saja.
Kebetulan di sini artinya, sakit si anak tidak berhubungan sama sekali dengan prosedur maupun vaksinasinya. Kasus kebetulan ini misalnya si anak ternyata sakit batuk pilek karena tertular oleh anak-anak lain pada saat pelaksanaan vaksinasi atau si anak telah terinfeksi demam dengue pada saat divaksin, namun belum memunculkan tanda dan gejala pada saat penyuntikan.
Program Vaksinasi Pemerintah
Dalam konteks pelayanan vaksinasi yang menjadi program pemerintah, orang tua/pengasuh ataupun tenaga yang menyuntik (vaksinator) tidak perlu cemas karena harus memikul tanggung jawab ini sendiri.
Sebab dalam konteks vaksin program, pemerintah yang akan bertanggung jawab, termasuk menanggung biaya pengobatan dan/atau perawatan, seandainya diperlukan.
Yang harus orang tua/pengasuh selalu ingat, vaksinasi merupakan upaya penting guna melindungi anak kita dari berbagai penyakit mematikan dan/atau berpotensi meyebabkan kecacatan permanen. Fakta bahwa ada kemungkinan anak mendapatkan efek simpang tidaklah seharusnya menghalangi kita dari memberikan vaksinasi.
Sebab manfaat dari vaksinasi sangat jauh melebihi risikonya.
dr. Krisna Adhi, Sp. A
Ketua Bidang Litbang & IT Perdalin Kotapraja.
Co Founder di Klinik Vaksinasi Ar Rohmah,
Dokter Anak di RS Mitra Keluarga Slawi.
Komentar
Posting Komentar